Dalam upaya untuk mengintegrasikan pembelajaran dengan pengalaman dunia nyata, siswa kelas 5 SDK St. Yustinus de Yacobis Krian baru-baru ini melaksanakan perjalanan pembelajaran di luar ruangan yang menarik ke dua landmark ikonik di Surabaya: Tugu Pahlawan dan Kapal Selam. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada siswa tentang sejarah dan warisan budaya Indonesia sambil membentuk rasa penghargaan terhadap pengorbanan yang dilakukan oleh para pahlawan bangsa.
Eksplorasi Tugu Pahlawan: Perjalanan dimulai dengan kunjungan ke Tugu Pahlawan, sebuah monumen menjulang yang didirikan untuk memperingati para pahlawan yang berjuang dengan gagah berani selama Pertempuran Surabaya pada tahun 1945. Ketika siswa berdiri dengan kagum di hadapan monumen tersebut, mereka terpukau oleh cerita-cerita heroik yang disampaikan oleh guru mereka. Mereka belajar tentang pentingnya pertempuran tersebut dalam perjuangan Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan mendapatkan wawasan tentang pengorbanan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan.
Aktivitas Pembelajaran Interaktif: Untuk meningkatkan pengalaman belajar, para siswa berpartisipasi dalam berbagai aktivitas interaktif. Mereka terlibat dalam latihan peran, menyimulasikan adegan-adegan dari pertempuran, yang memungkinkan mereka untuk merasakan perjuangan yang dihadapi oleh para pahlawan. Selain itu, mereka melakukan wawancara dengan penduduk setempat, mengumpulkan akun-akun langsung tentang peristiwa sejarah yang terjadi di Surabaya.
Menemukan Kapal Selam: Setelah menjelajahi Tugu Pahlawan, para siswa melanjutkan perjalanan mereka ke Kapal Selam, sebuah kapal selam yang sudah tidak digunakan dan diubah menjadi museum. Di sini, mereka mendalami sejarah maritim Indonesia dan belajar tentang peran kapal selam dalam pertahanan negara. Tur yang dipandu memberikan para siswa sekilas tentang kehidupan sehari-hari para awak kapal selam dan memberikan wawasan tentang kemajuan teknologi perang laut.
Refleksi dan Wawasan: Saat perjalanan berakhir, para siswa berkumpul untuk merenungkan pengalaman mereka. Banyak yang menyatakan rasa penghargaan yang baru ditemukan untuk pengorbanan yang dilakukan oleh generasi-generasi sebelumnya dan rasa bangga akan sejarah bangsanya. Mereka mengakui pentingnya memelihara warisan budaya Indonesia dan bersumpah untuk menghormati warisan para pahlawan yang dikenang di Tugu Pahlawan.
Kesimpulan: Perjalanan pembelajaran di luar ruangan ke Tugu Pahlawan dan Kapal Selam merupakan sukses yang gemilang, meninggalkan dampak yang berkesan pada siswa kelas 5 SDK St. Yustinus de Yacobis Krian. Dengan membenamkan diri dalam sejarah dan warisan budaya Indonesia, para siswa memperoleh wawasan yang berharga dan mengembangkan penghargaan yang lebih dalam terhadap identitas budaya mereka. Kesempatan belajar semacam ini tidak hanya memperkaya kurikulum akademis tetapi juga membentuk pengembangan holistik siswa, membentuk mereka menjadi warga negara yang terinformasi dan bertanggung jawab di masa depan.